Hidup di Dua Alam
Malam
itu, menuju pagi sebelum sang fajar muncul ke permukaan. Ada seorang pemuda
bernama Muji yang resah dengan kehidupan yang ia jalani, lalu muncul temannya
bernama Tika yang pada saat itu kebetulan sedang bersama dia sedang mengerjakan
tugas kuliahnya.
Tika
pun bertanya. “Apa yang kamu resahkan muji?” Dengan nada penasaran ia bertanya.
“Aku
jenuh dan lelah jika harus terus seperti ini, Tika.” Muji menjawab dengan muka
memelas.
“Apa
yang membuatmu jenuh dan lelah, yang aku tahu kamu orang yang semangat dan
pantang menyerah?” Tika sontak heran dengan yang Muji bicarakan.
“Bagaimana
tidak, aku harus membagi peranku di dunia yang berbeda. Pagi hari aku harus
bekerja dan malamnya aku lanjut untuk kuliah, belum lagi tugas tugas yang
memaksaku untuk sedikit lebih terjaga dimalam hari.”
Muji
semakin terpuruk oleh jawaban yang ia lontarkan. “Jadi kamu mengeluhkan tentang
itu, hei Muji apakah kau tidak sadar? Apa yang kamu keluhkan itu adalah hal
yang diinginkan oleh orang banyak.” Tika memberi motivasi pada Muji.
“Pagi sampai petang aku harus bekerja untuk
memenuhi kebutuhan perekonomian keluargaku, dan malamnya aku harus fokus pada
pendidikan untuk kepentingan masa depanku kelak, Tika.”
Dengan
tersenyum Tika pun menjawab. “Meski dari pagi kau bekerja dan malamnya kau
kuliah, menyisahkan setiap energi yang ada bukan berarti kamu harus menyisahkan
semangat yang ada bukan?”
Muji
pun terniang dengan kalimat yang disampaikan oleh Tika. “Baiklah Tika, kamu
memang teman yang paling berjasa disaat keadaanku seperti ini.”
Malam
itu, Muji dan Tika menghabiskan malamnya dengan menyelesaikan setiap tugas yang
ada. Karena hanya malam hari, Muji dapat mengerjakan tugas dari padatnya
rutinitas yang ia jalani. Keesokan harinya ia pun mulai menjalani hari dengan
bekerja, ia adalah karyawan termuda di tempat ia bekerja. Ia bekerja didunia
ritel yang notabennya adalah tentang ilmu manajemen atau marketing, namun
kepribadiaanya membuat rekan rekan kerjanya merasa dirinya adalah contoh yang
baik di tempatnya ia bekerja. Selepas pulang bekerja ia langsung bergegas
menuju dunia pendidikan. Ya, dia langsung berangkat kuliah. Ia kuliah jurusan
Sastra Indonesia. Sangat bertolak dari latar belakang pekerjaan yang ia jalani.
Meskipun begitu ia tidak mengurangi semangat dalam menjalaninya. Menurut Muji,
dunia kerja dan dunia pendidikan adalah persaingan. Persaingan energi dan
pikiran yang membuat dirinya merasa tertantang. Sebab menurutnya adalah Jika tujuannya sama, persaingan bukan lagi
hal yang paling utama. Yang ia maksudkan adalah keduanya bertujuan baik
dalam hidup, seperti halnya “Matahari dan
Bulan, mereka tidak pernah bertengkar tentang siapa yang paling menerangi
bumi.” Karena pada hakikatnya, bekerja dan berpendidikan adalah faktor
untuk mendapatkan hidup yang lebih baik.
---
Cerpen karya Muhammad Ariyanto, mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang, Reguler B, Semester 1.
Leave a Comment