Hidup di Dua Alam



 
(source: google)

Malam itu, menuju pagi sebelum sang fajar muncul ke permukaan. Ada seorang pemuda bernama Muji yang resah dengan kehidupan yang ia jalani, lalu muncul temannya bernama Tika yang pada saat itu kebetulan sedang bersama dia sedang mengerjakan tugas kuliahnya.
Tika pun bertanya. “Apa yang kamu resahkan muji?” Dengan nada penasaran ia bertanya.
“Aku jenuh dan lelah jika harus terus seperti ini, Tika.” Muji menjawab dengan muka memelas.
“Apa yang membuatmu jenuh dan lelah, yang aku tahu kamu orang yang semangat dan pantang menyerah?” Tika sontak heran dengan yang Muji bicarakan.
“Bagaimana tidak, aku harus membagi peranku di dunia yang berbeda. Pagi hari aku harus bekerja dan malamnya aku lanjut untuk kuliah, belum lagi tugas tugas yang memaksaku untuk sedikit lebih terjaga dimalam hari.”
Muji semakin terpuruk oleh jawaban yang ia lontarkan. “Jadi kamu mengeluhkan tentang itu, hei Muji apakah kau tidak sadar? Apa yang kamu keluhkan itu adalah hal yang diinginkan oleh orang banyak.” Tika memberi motivasi pada Muji.
 “Pagi sampai petang aku harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluargaku, dan malamnya aku harus fokus pada pendidikan untuk kepentingan masa depanku kelak, Tika.”
Dengan tersenyum Tika pun menjawab. “Meski dari pagi kau bekerja dan malamnya kau kuliah, menyisahkan setiap energi yang ada bukan berarti kamu harus menyisahkan semangat yang ada bukan?”
Muji pun terniang dengan kalimat yang disampaikan oleh Tika. “Baiklah Tika, kamu memang teman yang paling berjasa disaat keadaanku seperti ini.”
Malam itu, Muji dan Tika menghabiskan malamnya dengan menyelesaikan setiap tugas yang ada. Karena hanya malam hari, Muji dapat mengerjakan tugas dari padatnya rutinitas yang ia jalani. Keesokan harinya ia pun mulai menjalani hari dengan bekerja, ia adalah karyawan termuda di tempat ia bekerja. Ia bekerja didunia ritel yang notabennya adalah tentang ilmu manajemen atau marketing, namun kepribadiaanya membuat rekan rekan kerjanya merasa dirinya adalah contoh yang baik di tempatnya ia bekerja. Selepas pulang bekerja ia langsung bergegas menuju dunia pendidikan. Ya, dia langsung berangkat kuliah. Ia kuliah jurusan Sastra Indonesia. Sangat bertolak dari latar belakang pekerjaan yang ia jalani. Meskipun begitu ia tidak mengurangi semangat dalam menjalaninya. Menurut Muji, dunia kerja dan dunia pendidikan adalah persaingan. Persaingan energi dan pikiran yang membuat dirinya merasa tertantang. Sebab menurutnya adalah Jika tujuannya sama, persaingan bukan lagi hal yang paling utama. Yang ia maksudkan adalah keduanya bertujuan baik dalam hidup, seperti halnya “Matahari dan Bulan, mereka tidak pernah bertengkar tentang siapa yang paling menerangi bumi.” Karena pada hakikatnya, bekerja dan berpendidikan adalah faktor untuk mendapatkan hidup yang lebih baik.


---

Cerpen karya Muhammad Ariyanto, mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang, Reguler B, Semester 1.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.